Surabaya– Aula SMAN 15 Surabaya pada hari Sabtu, 15 September 2018 dipenuhi oleh murid-murid dengan seragam yang berbeda-beda. Ketika teman-temannya santai di rumah ataupun menikmati hari libur, mereka menyempatkan diri untuk menambah wawasan tentang materi yang disampaikan. SMAN 15 Surabaya yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah rujukan yang menyelenggarakan Sistem Kredit Semester (SKS). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2010 di dalam Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, penyelenggaraan SKS merupakan suatu upaya inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ada salah satu program yang harus dilaksanakan sekolah terkait hal tersebut di atas yaitu kegiatan berliterasi. Drs. Muhadi, guru Bahasa Indonesia, yang mendapat tugas sebagai koordinator bidang literasi mengadakan kegiatan “Sosialisasi Gerakan Literasi Sekolah” bersama sekolah-sekolah imbas; SMA Trimurti, SMA Bhayangkari, SMAK St. Carolus, SMA dr. Soetomo, dan SMA Barunawati. Ada 36 murid berasal dari SMAN 15 Surabaya dan 10 murid adalah perwakilan dari masing-masing sekolah imbas.
Kegiatan sosialisasi dibuka oleh Kepala SMAN 15 Surabaya, Johanes Mardijono, S.Pd., M.M. Di akhir kegiatan, Johanes mengatakan,” Saya ingin menumbuhkan budaya literasi pada generasi muda sebagai generasi emas bangsa ini khususnya murid-murid SMAN 15 Surabaya dan sekolah imbas. Kegiatan tidak hanya sampai pada sosialisasi literasi tetapi mereka harus bisa mengimplementasikan literasi baca, literasi tulis,literasi mendengar/menyimak, literasi sosial, dan literasi teknologi. Untuk itu kita akan melanjutkan kegiatannya dengan lomba literasi di bulan Oktober.”
Di dalam sosialisasi ini, Muhadi yang tinggal di Sedati menyampaikan materi berupa teori tentang literasi dan contoh-contohnya secara rinci dan diselingi dengan jokes yang membuat peserta betah untuk tetap memperhatikannya.
Adapun materi-materi yang disampaikan antara lain:
1. Tujuan gerakan literasi sekolah
2. Metode menulis
3. Prosedur menulis
4. Aktivitas menulis
5. Komponen penting literasi sekolah
6. Indikator pencapaian GLS berbagai tahap
7. Pihak-pihak yang berperan aktif
8. Empat ketrampilan berbahasa
Setelah penyampaian materi sosialisasi berakhir, Muhadi memberi kesempatan untuk sharing kepada guru-guru SMAN 15 Surabaya yang sudah menghasilkan karya berupa buku dengan harapan para peserta termotivasi.
Berikut nama-nama guru dan judul bukunya:
1. Nurmalahayati, S.Pd.
– GURU (HARUS) KE LUAR NEGERI
2. Dewi Nurmalasari, M.Pd.
– CARA MUDAH MEMBUAT SISWA MOVE ON BELAJAR KIMIA
– MENCARI IDE BARU MELALUI PROYEK KIMIA
3. Dwi Arianti, M.Pd
– KARENA JARAN GOYANG
– 3 ALINEA CINTA
4. Yuniati Lusasi, S.Pd.
– KIMIA, SIAPA TAKUT?
5. Ulin Yudhawati, S.Si., M.Pd.
– MATEMATIKA “MEA”
– MEMBUMIKAN RUH BATIK WUJUD CINTA TANAH AIR INDONESIA
Namun dalam kesempatan ini, Ulin yang sehari-sehari mengajar bidang studi Matematika berhalangan hadir.
Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Dewi mendapat kesempatan pertama untuk sharing. Guru Kimia yang asli Ngawi ini memberikan penjelasan tentang isi kedua bukunya yang sama-sama membahas tentang bidang studi yang diajarnya. Dia ingin bukunya bermanfaat tidak hanya bagi guru tetapi juga murid. Dia memotivasi peserta agar menulis saja apa yang ingin mereka tulis. Dengan berjalannya waktu maka kemampuan menulis akan meningkat asal ada usaha-usaha untuk itu. Dia juga menjawab pertanyaan dari peserta dengan baik tentang buku apa yang sebaiknya ditulis, apakah yang laris di pasaran atau yang sesuai keinginan dan kemampuan penulis.
Penulis kedua yaitu Dwi Arianti yang biasa disapa dengan Ryanti. Dia mengungkapkan usaha-usahanya untuk bisa menghasilkan dua buku. Dimulai dari rajin menulis cerpen dan diunggah di Facebook untuk menguji nyali dan mendapatkan kritikan, membeli buku karya-karya teman guru, bertanya kepada teman guru yang sudah berhasil menulis buku, mengikuti dua workshop penulisan buku sampai di luar kota, dan lain-lain. Dia memberikan motivasi agar mereka tidak down ketika karyanya tidak mendapat apresiasi dari orang-orang di lingkungan terdekatnya karena mereka tidak melihat potensi yang ada. Biasanya apresiasi justru dari orang-orang yang jauh bahkan yang tidak pernah kenal sebelumnya. Ini yang dia alami setelah buku-bukunya sudah laris terjual dari Aceh sampai Nusa Tenggara bahkan saat ini sudah ada permintaan dari pembaca di luar negeri sambil menunggu proses terjemahan dalam Bahasa Inggris. Sesaat sebelum mengakhiri, dia memberikan ide agar peserta tergabung dalam grup dan menulis buku antologi.
Yuni yang juga mengajar bidang studi Kimia ini mengungkapkan suka-dukanya saat menulis buku. Dia harus rela pikiran dan tenaganya terpecah saat mengurusi pernikahan anak pertamanya dan saat mendapat kabar musibah yang dialami oleh kakak kandungnya. Dia sempat pesimis tetapi berkat motivasi dari teman-teman penulis lainnya akhirnya dia berhasil menuntaskannya. Rasa bahagia dan bangga tak terbendung. Dia berharap peserta yang masih punya banyak waktu dan kesempatan bisa menghasilkan karya yang jauh lebih bagus lagi.
Sebagai pembicara pamungkas, Santi yang seorang guru BK ini memulainya dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada peserta. “Apa sih tujuan anda menulis?”
Tentu saja jawaban peserta berbeda-beda dan itu sah-sah saja. Dia mengungkapkan tujuannya menulis buku adalah ingin berbagi ilmu dan pengalaman saat keluar negeri (Korea) dan isinya bermanfaat bagi pembacanya. Jika pembaca melakukan hal-hal yang baik setelah membaca bukunya maka otomatis amal kebaikannya juga mengalir padanya. Saat ini buku-bukunya juga sudah terjual hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Saat ini ibu dua anak ini juga sedang menuntaskan buku keduanya yang segera terbit.
Sebelum acara ditutup, Muhadi menginfokan bahwa para peserta akan dimasukkan dalam satu grup dan akan ada tugas menulis secara individu. Ada dua pilihan bagi mereka yaitu cerita pendek dan kisah pengalaman yang pada awal Oktober harus dikirimkan naskahnya dan akan dipilih yang terbaik. Tentu saja semua naskah tersebut akan dibukukan.
Ada beberapa peserta dari SMAN 15 yang sudah aktif menulis dan tinggal membukukannya, salah satunya yaitu Arina Haqqi kelas XII Mia-6. Dia senang menulis cerpen dan ingin membuat buku kumpulan cerpennya seperti buku Karena Jaran Goyang.
Tepat pukul 13:00 WIB, kegiatan sosialisasi diakhiri dan semua peserta diminta foto bersama pembicara, Kepala Sekolah, penulis, dan Wakil Kepala Sekolah. (ryn)